Sabtu, 04 April 2009

INFO IPTEK

KAPAL ANGKUT IKAN HIDUP KARYA BPPT

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memelopori pembuatan kapal angkut ikan hidup. Penemuan ini jika dimanfaatkan secara massal bisa meningkatkan pendapatan nelayan karena nelayan tidak perlu lagi es atau garam untuk mengawetkan ikan. Di samping itu, harga ikan segar jauh lebih mahal dibandingkan dengan ikan yang diawetkan.

"Ikan kerapu hidup, misalnya, harga jualnya 10 kali lipat dibandingkan dengan ikan kerapu yang diawetkan menggunakan es," kata Direktur Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi BPPT Iskendar.

Pembuatan kapal angkut ikan hidup (KAIH) dimulai tahun 2008 di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Keterbatasan anggaran membuat KAIH dibuat masih dengan ukuran minimal. Panjang KAIH hanya 25 meter, lebar 5 meter, dan tinggi 2,23 meter.

Badan kapal ini dibuat dari fiberglass, menggunakan mesin ganda propeler yang memiliki kecepatan optimum 10 knot atau sekitar 18 kilometer per jam. Sarat kapal atau bagian lambung tenggelam hanya 1,96 meter.

Keistimewaan KAIH antara lain memiliki kolam untuk ikan hidup dengan volume 50 meter kubik. "Volume itu setara dengan kapasitas angkut ikan mati 2,5 ton," kata Iskendar.

KAIH dengan delapan kolam itu dilengkapi dengan sistem sirkulasi air berupa perpipaan, pompa, dan kompresor udara. Sistem sirkulasi air inilah yang memungkinkan ikan tangkap tetap hidup sampai tujuan seperti ke Singapura. "Dari pembuatan KAIH yang berukuran relatif kecil ini akan terus dikembangkan," kata Iskendar.

Pengembangan KAIH berikutnya, menurut Iskendar, dengan sistem kolam terbuka. Pada sistem terbuka ini penggunaan energi untuk sistem sirkulasi air bisa dikurangi.

KAIH yang dirintis BPPT saat ini dioperasionalkan pada perairan Bali, Bawean, Lampung, Batam, dengan pasar ekspor ikan hidup ke Singapura.


Spesifikasi Kapal Angkut Ikan Hidup :

Lambung Purwarupa
Panjang: 25 m
Lebar: 5 m
Tinggi: 2,23m
Sarat kapal: 1,'96 m

Target 2009
Bangunan atas purwarupa kapal dan sistem perpipaan

Target 2010
Pemasangan mesin dan perlengkapan serta uji coba operasional kapal

Mesin Briket Batubara

Mesin Briket Batubara kapasitas 10 ton/hari

Produksi Briket

Mesin Briket Batubara kapasitas produksi 200 kg/hari


Mesin Penggerus

Mesin Pencampur

Mesin Pencetak

Kompor/Tungku Briket

hh
Kompor Rumah Tangga
(Portabel)
jj
Kompor Industri Kecil/Menengah
(Portabel)

Kompor Industri Kecil/Menengah
(Permanen)

Kompor untuk jenis industri kecil/menengah seperti :

  1. Industri Tahu-Tempe
  2. Industri Pencelupan Batik
  3. Industri Batubata/Genteng/Kramik
  4. Industri Pemindangan Ikan
  5. Industri Pengeringan Tembakau
  6. Industri Jamu
  7. Pengeringan Kayu/Meubel
  8. Peternakan Ayam
  9. Restoran
  10. Warung Tegal
  11. Cape Malam/Tenda
  12. Dapur Umum di Pondok Pesantren
  13. dll.

Harga Briket Batubara

  • Briket Batubara Non Karbonisasi (Tipe Biasa) : Rp. 1.600/kg
  • Briket Batubara Karbonisasi (Super) Rp. 2500/kg

Kisaran Harga Kompor

  • Untuk Rumah Tangga Rp. 135.000,- /bh
  • Untuk Restoran Rp. 200.000,- /bh
  • Untuk Industri Kecil/Menengah Rp. 350.000,-/bh

Jenis dan Ukuran Briket Batubara

  • Bentuk telur : sebesar telu ayam
  • Bentuk kubus : 12,5 x 12,5 x 5 cm
  • Bentuk selinder : 7 cm (tinggi) x 12 cm garis tengah

Briket bentuk telur cocok untuk keperluan rumah tangga atau rumah makan, sedangkan bentuk kubus dan selinder digunakan untuk kalangan industri kecil/menengah.

KOMPOR/TUNGKU BRIKET BATUBARA

Penggunaan Briket Batubara harus dibarengi serta disiapkan Kompor atau Tungku, jenis dan ukuran Kompor harus disesuaikan dengan kebutuhan. Pada prinsipnya Kompor/Tungku terdidri atas 2 jenis :

  1. Tungku/Kompor portabel, jenis ini pada umumnya memuat briket antara 1 s/d 8 kg serta dapat dipindah-pindahkan. Jenis ini digunakan untuk keperluan rumah tangga atau rumah makan.
  2. Tungku/Kompor Permanen, memuat lebih dari 8 kg briket dibuat secara permanen. Jenis ini dipergunakan untuk industri kecil/menengah.

Persyaratan Kompor/tungku harus memiliki :

  • Ada ruang bakar untuk briket
  • Adanya aliran udara (oksigen) dari lubang bawah menuju lubang atas dengan melewati ruang bakar briket yang terdiri dari aliran udara primer dan sekunder
  • Ada ruang untuk menampung abu briket yang terletak di bawah ruang bakar briket

PENGEMBANGAN PRODUKSI BRIKET BATUBARA DAN KOMPOR/TUNGKU

Sampai saat ini pihak BPP Teknologi melalui Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) telah lama mengembangkan dan men-disain mesin untuk memproduksi Briket Batubara skala kecil/menengah dengan kapsitas produksi sebesar 2 s/d 8 ton/hari. Dengan demikian industri briket sakala kecil/menengah ini diharapkan bisa tersebar di sentra-sentra pengguna Briket Batubara sehingga mudah dalam penyediaan briket secara kontinyu. Disamping itu pula BPP Teknologi telah mengembangkan jenis-jenis Kompor/Tungku Briket untuk keperluan rumah tangga, rumah makan serta industri kecil/menengah.

Pelayanan teknis yang bisa diberikan pihak BPP Teknologi kepada masyarakat berupa :

  • Formulasi briket batubara
  • Disain kompor/tungku
  • Disain pabrik briket batubara
  • Pengujian karakteristik kimia dan fisika
  • Pengujian karakteristik pembakaran
  • Bimbingan teknis dan konsultasi pemanfaatan briket batubara
  • Penyediaan briket batubara

BRIKET BATUBARA

BRIKET BATUBARA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK TANAH

Bahan Bakar Alternatif

Akhir-akhir ini harga baha bakar minyak dunia meningkat pesat yang berdampak pada meningkatnya harga jual bahan bakar minyak termasuk Minyak Tanah di Indonesia. Minyak Tanah di Indonesia yang selama ini di subsidi menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah Indonesia karena nilai subsidinya meningkat pesat menjadi lebih dari 49 trilun rupiah per tahun dengan penggunaan lebih kurang 10 juta kilo liter per tahun. Untuk mengurangi beban subsidi tersebut maka pemerintah berusaha mengurangi subsidi yang ada dialihkan menjadi subsidi langsung kepada masyarakat miskin. Namun untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM dalam hal ini Minyak Tanah diperlukan bahan bakar alternatif yang murah dan mudah didapat.

Briket Batubara merupakan bahan bakar padat yang terbuat dari Batubara, bahan bakar

padat ini murupakan bahan bakar alternatif atau merupakan pengganti Minyak Tanah yang paling murah dan dimungkinkan untuk dikembangkan secara masal dalam waktu yang relatif singkat mengingat teknologi dan peralatan yang digunakan relatif sederhana.

Briket Batubara

Briket Batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari Batubara dengan sedikit campuran seperti tanah liat dan tapioka. Briket Batubara mampu menggantikan sebagian dari kegunaan Minyak Tanah sepeti untuk : Pengolahan Makanan, Pengeringan, Pembakaran dan Pemanasan. Bahan baku utama Briket Batubara adalah Batubara yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan mempunyai cadangan untuk selama lebih kurang 150 tahun. Teknologi pembuatan Briket tidaklah terlalu rumit dan dapat dikembangkan oleh masyarakat maupun pihak swasta dalam waktu singkat. Sebetulnya di Indonesia telah mengembangkan Briket Batubara sejak tahun 1994 namun tidak dapat berkembang dengan baik mengingat Minyak Tanah masih disubsidi sehingga harganya masih sangat murah, sehingga masyarakat lebih memilih Minyak Tanah untuk bahan bakar sehari-hari. Namun dengan kenaikan harga BBM per 1 Oktober 2005, mau tidak mau masyasrakat harus berpaling pada bahan bakar alternatif yang lebih murah seperti Briket Batubara.

Jenis Briket Batubara

  1. Jenis Berkarbonisasi (super), jenis ini mengalami terlebih dahulu proses dikarbonisasi sebelum menjadi Briket. Dengan proses karbonisasi zat-zat terbang yang terkandung dalam Briket Batubara tersebut diturunkan serendah mungkin sehingga produk akhirnya tidak berbau an berasap, namun biaya produksi menjadi meningkat karena pada Batubara tersebut terjadi rendemen sebesar 50%. Briket ini cocok untuk digunakan untuk keperluan rumah tangga serta lebih aman dalam penggunaannya.
  2. Jenis Non Karbonisasi (biasa), jenis yang ini tidak mengalamai dikarbonisasi sebelum diproses menjadi Briket dan harganyapun lebih murah. Karena zat terbangnya masih terkandung dalam Briket Batubara maka pada penggunaannya lebih baik menggunakan tungku (bukan kompor) sehingga akan menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana seluruh zat terbang yang muncul dari Briket akan habis terbakar oleh lidah api dipermukaan tungku. Briket ini umumnya digunakan untuk industri kecil.

Produsen terbesar Briket Batubara di Indonesia saat ini adalah PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), atau PT. BA yang mempunyai 3 pabrik yaitu di Tanjung Enim Sumatera Selatan, Bandar Lampung dan Gresik Jawa Timur dengan kapasitas terpasang 115.000 ton per tahun. Disamping PT. BA terdapat beberpa perusahaan swasta lain yang meproduksi Briket Batubara namun jumlahnya jauh lebih kecil dibanding PT. BA dan belum berproduksi secara kontinyu.

Dengan adanya kenaikan BBM khususnya Minyak Tanah dan Solar, tentunya penggunaan Briket Batubara oleh kalangan rumah tangga maupun industri kecil/menengah akan lebih ekonomis dan menguntungkan, namun demikian kemampuan produksi dari PT. BA. masih sangat kecil, untuk mengatasi kekurangan tersebut diharapkan partisipasi serta keikutsertaan pihak swasta untuk memproduksi dan mensosialisasikan penggunaan Briket Batubara disetiap daerah.

Keunggulan Briket Batubara

  • Lebih murah
  • Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untk pembakaran yang lama
  • Tidak beresiko meledak/terbakar
  • Tidak mengeluarkan sauara bising serta tidak berjelaga
  • Sumber Batubara berlimpah
Namun demikian Briket memiliki keterbatasan yaitu waktu penyalaan awal memakan waktu 5 – 10 menit dan diperlukan sedikit penyiraman minyak tanah sebagai penyalaan awal, Briket Batubara hanya efisien jika digunakan untuk jangka waktu datas 2 jam.

Ciri-ciri Jarak Pagar

  • Family Euphorbiceae
  • Tanaman perdu, tinggi 1 – 7 m, bercabang tidak teratur
  • Batang kayu slindris, bila terluka mengeluarkan getah
  • Daun lebar, berbentuk jantung atau bulat telur melebar dengan panjang 5 – 15 cm
  • Bunga berwarna kuning kehujauan, berupa bunga menjemuk berbentuk malai, berumah satu
  • Umur tanaman dapat mencapai 20 tahun lebih
  • Buah Jarak Pagar Buah berbentuk bulat, diameter 2 – 4 cm
  • Berwarna hijau ketika masih muda dan kuning setelah masak
  • Terbagi menjadi 3 bagian, masing-masing ruang berisi 1 biji
Biji Jarak Pagar
  • Biji berbenetuk bulat lonjong
  • Warna kulit biji : coklat kehitaman
  • Warna biji : putih kecoklatan
  • Ukuran panjang 2 cm, lebar 1 cm

Energi Alternatif

  • Jarak Pagar yang mudah tumbuh dan dapat dikembangkan sebagai bahan penghasil BBM alternatif (Biodiesel)
  • Kandungan minyak pada biji jarak cukup tinggi yaitu sekitar 30 s/d 50%
  • Biji Jarak Pagar sangat prospektif untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku minyak atau Biodiesel, karena minyak Jarak Pagar tidak termasuk kategori minyak untuk makanan (edible oil), sehingga pemanfaatannya tidak mengganggu penyediaan kebutuhan minyak makan nasional

Biodiesel

  • Pemanfaatan minyak jarak sebagai bahan bakar alternatif, dilakukan dengan terlebih dahulu menerapkan proses transesterifikasi terhadap minyak jarak
  • Proses transesterifikasi minyak jarak dilakukan dengan menggunakan alkohol, proses ini akan mengubah trigliserida menjadi metil ester (Biodiesel dan Gliserol)
  • Tujuannya untuk menurunkan viskositas minyak jarak dan meningkatkan daya pembakarannya sehingga dapat digunakan sesuai standar minyak diesel untuk kendaraan bermotor.

BIODIESEL

BBM Alternatif Pengganti Solar

Tanaman Jarak Pagar

Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linn) berasal dari daerah tropis Amerika Tengah, telah lama dikenal masyarakat Indonesia seajak jaman penjajahan Jepang. Tanaman Jarak banyak dijumpai sebagai pagar pekarangan, juga digunakan sebagai obat serta penghasil minyak lampu .Biji tanaman jarak mengandung persentase minyak yang besar, sehingga mulai dilirik orang.untuk digunakan sebagai sumber bahan bakar alternatif dimasa yang akan datang. Dengan memperhatikan potensial tanaman Jarak yang mudah tumbuh pada lahan kritis serta dapat dikembangkan sebagai bahan penghasil BBM alternatif (Biodiesel), tentunya tanaman ini akan memberikan harapan baru pada pengembangan agribisnis. Disamping untuk menunjang usaha konservasi lahan, tanaman Jarak akan memberikan solusi pada pengadaan Biodiesel sekaligus akan memembuka :kesempatan bagi penambahan lowongan pekerjaan dan pendapatan petani.



Jumat, 03 April 2009

Lampu Celup Dasar Air (LACUDA)



Specifikasi Teknis

Jenis Lampu : Balon Pijar 500 Watt
Dudukan Lampu : Resin BQTN
Kerangka : Stainles Steel delta (วพ diameter ) 5 mm
System kedap air : Sela Silikon Rubber
Stabilisator (pemberat) : besi tebal 10 mm dilapisi chrom
Kabel : 12 meter
Dimer : Kapasitar 600 watt
Tali penggulung : PE 0,6 mm, 10 meter

Lampu Celup Bawah Air Untuk Para Nelayan

Lampu Celup Bawah Air ( LACUBA)

LCUBA, jenis lampu bawah air, didesain dan dikemas secara khusus dalam satu wadah plastik dan telah teruji tahan hingga kedalaman 15 meter. LACUBA dipasang pada Perahu, Bagan Tancap maupun Bagan Apung dan dicelupkan kedalam air dengan penambahan beberapa peralatan untuk menambatkan kabel pada Perahu maupun Bagan.

Lampu jenis ini dilengkapi pula dengan sistem elektronik, kabel penghubung dan dioperasikan dengan sumber arus searah dari Accu untuk menghasilkan cahaya dengan intensitas yang terang.

LACUBA : didesain sebagai alat daya tarik mengumpulkan ikan sekaligus untuk meningkatkan hasil tangkapan bagi para Nelayan, serta dapat digunakan juga bagi para PEMANCING pemula maupun professional.

SATU PAKET LACUBA TERDIRI DARI :

2 (dua) buah Lampu

Kabel masing-masing untuk 1 (satu) Lampu sepanjang 15 meter

Jumlah Paket LACUBA yang diperlukan tergantung kebutuhan para Nelayan serta kondisi serta ukuran Perahu maupun ukuran Bagan.

SPESIPIKASI TEKNIS LAMPU

Lampu
: PL - C 26 Watt/buah
Tegangan
: 12 V DC
Panjang Kabel
: 15 meter (dibuat untuk tahan air)
Ukuran
: Panjang 45 Cm, Diameter 7 Cm
Berat
: 4 Kg per Lampu (termasuk pemberat)
Lama Operasi
: 8 - 10 jam (satu malam)

Umur lampu PL

: 8 s/d 10 bulan

Penggantian lampu yang putus/rusak bisa dibeli dipasaran dengan merek tertentu yaitu lampu merek General Electric (GE) tipe F26DBX atau Philips tipe PLC-26 Watt .